Pusat Informasi dan Publikasi MAN 3 Majalengka

Tuesday, November 26, 2024

Pelaksanaan ASAS Ganjil Tahun Pelajaran 2024/2025 di MAN 3 Majalengka

Majalengka (MAN 3) - Sebanyak 598 Siswa Madrasah Aliyah Negeri 3 Majalengka mengikuti Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) Ganjil Tahun Pelajaran 2024/2025.

Ketua Panitia, M. Nashrudin Falah, S.Pd.I mengatakan ASAS dilaksanakan mulai 25 November sampai 5 Desember 2024, pukul 07.30 - 12.30 WIB.

"Jumlah seluruh peserta ASAS 598 siswa, terdiri dari kelas X berjumlah 206 siswa, kelas XI berjumlah 199 siswa dan kelas XII berjumlah 194 siswa, yang terbagi ke dalam 18 ruangan," kata Nashrudin.

M. Nashrudin Falah menyampaikan tahapan pelaksanaan ASAS, yakni penyusunan perangkat ASAS berupa kisi-kisi dan master soal oleh tiap guru mata pelajaran, pembentukan panitia, rapat panitia, penyusunan administrasi ASAS, pelaksanaan ASAS dan pelaporan.

"Bentuk soal berupa pilihan ganda, benar salah, dan pilihan ganda kompleks dengan sistem Computer Based Test melaui Android. Kami berharap semoga pelaksanaan ASAS berjalan lancar, tanpa gangguan jaringan dan siswa mendapat hasil yang memuaskan," harapnya.

Kontributor : Nana Misnara




Monday, November 25, 2024

MAN 3 Majalengka Gelar Upacara Hari Guru Nasional 2024 : “Guru Berdaya, Indonesia Jaya”

Majalengka (MAN 3) – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Majalengka melaksanakan upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2024 di lapangan madrasah. Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh seluruh siswa, guru, dan tenaga kependidikan (GTK) MAN 3 Majalengka. (25/11/2024)

Kegiatan ini juga bertepatan dengan hari pertama pelaksanaan Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS)  Ganjil Tahun Pelajaran 2024/2025, sehingga menjadi momentum istimewa untuk memulai rangkaian ujian dengan semangat dan inspirasi dari Hari Guru Nasional.

Hj. Ela Nurlaela, M.Pd., selaku Kepala MAN 3 Majalengka bertindak sebagai pembina upacara. Dalam upacara tersebut, Hj. Ela membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia yang disampaikan serentak di seluruh Indonesia dalam rangka HGN 2024. Berikut adalah kutipan sambutan Menteri Agama RI:

____
Guru berdaya bukan hanya kompeten secara akademik, tetapi juga mampu menginspirasi, berinovasi, dan menjadi agen perubahan. Ketika guru berdaya, Indonesia jaya bukanlah sekadar slogan, melainkan visi yang dapat diwujudkan.

Dalam peringatan ini, saya mengajak semua pihak untuk memperkuat kompetensi guru, meningkatkan kesejahteraan mereka, mendorong kemitraan strategis, serta menjadikan pendidikan karakter sebagai prioritas. Nelson Mandela pernah berkata, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa Anda gunakan untuk mengubah dunia.” Pesan ini relevan dengan perjuangan kita bersama untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas.

Sekali lagi, saya sampaikan selamat Hari Guru Nasional. Semoga para guru Indonesia terus berdaya, sehingga Indonesia semakin jaya.
____

Upacara ini menjadi pengingat pentingnya peran guru dalam mencetak generasi emas bangsa, sekaligus memberikan motivasi kepada siswa-siswi yang tengah memulai Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) Ganjil. Dengan semangat “Guru Berdaya, Indonesia Jaya”, MAN 3 Majalengka berharap dapat mencapai hasil pendidikan yang lebih baik dan bermakna.

Kontributor : Nana Misnara

Saturday, November 23, 2024

Optimalisasi Digitalisasi dalam Meningkatkan Nasionalisme pada Generasi Muda (Strategi pengembangkan Kecintaan Terhadap Budaya dan Tanah Air di Era Digital)



 Pendahuluan

Digitalisasi menandai perubahan zaman di dua dekade terakhir. Prosesnya hampir terjadi di segala bidang kehidupan, tidak terkecuali pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di negara kita Indonesia. Digitalisasi yang digaungkan oleh pemerintah selaku pemegang kebijakan diinisiasi untuk mengakhiri pelbagai permasalahan yang timbul akibat rumitnya penyelesaian secara tradisional atau manual.

Media sosial menjadi bagian tak terlepaskan dari digitalisasi telah menjadi bagian yang melekat dengan kehidupan sehari-sehari. Ketergantungan terhadap media sosial bisa dikatakan sudah menjadi ketergantungan bagi masyarakat Indonesia khususnya, waktu luang banyak dihabiskan untuk sekedar berselancar di media sosial.

Menurut databoks.katadata.co.id. yang dilansir oleh website RRI pada tanggal 29 Mei 2024 (https://www.rri.co.id/iptek/721570), data penggunaan media sosial tahun 2024 berjumlah total 191 juta pengguna (73,7% dari populasi), pengguna aktif  sebanyak 167 juta pengguna (64,3% dari populasi).

Dalam data tersebut juga di jelaskan bahwa platform media sosial terpopuler; Youtube sebanyak 139 juta pengguna (53,8% dari populasi), Instagram sebanyak 122 juta pengguna (47,3% dari populasi),  Facebook sebanyak 118 juta pengguna (45,9% dari populasi), Whatsapp sebanyak 116 juta pengguna (45,2% dari populasi) dan Tiktok sebanyak 89 juta pengguna (34,7% dari populasi)

Sementara dari segi umur sendiri, pengguna media sosial didominasi oleh usia 18-34 tahun (54,1%), dengan jenis kelamin perempuan (51,3%) sementara laki-laki (48,7%). Frekuensi penggunaan masyarakat indonesia rata-rata menghabiskan 3 jam 14 menit per hari dan 81% mengaksesnya setiap hari.

Media sosial juga dapat menjadi prototype baru dalam memahami dan mengamalkan nasionalisme, yang tidak hanya soal revolusi, perang angkat senjata, atau hal-hal simbolik belaka, tetapi juga dapat menjadi alternatif medium penguatan nasionalisme, khususnya bagi anak-anak muda. Media sosial juga dapat membangkitkan semangat nasionalisme melalui konstruksi teks media, yang dapat memiliki kekuatan efektif dalam membangkitkan semangat nasionalisme ketika martabat dan kedaulatan bangsa ini terganggu oleh pihak lain. (Media Sosial dan Penguatan Nasionalisme Dalam Tren dan Implikasinya di Era Digital, Naila dkk, 2024).

Hubungannya dengan pengembangan kecintaan terhadap tanah air dan kebudayaan, dalam tulisan ini, penulis akan memberikan strategi dan solusi yang dapat diterapkan di kalangan generasi muda di era digital. Adapun manfaat yang akan di bagikan adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap nilai-nilai budaya lokal, meningkatkan rasa bangga dan identitas nasional, serta melindungi kebudayaan dari kepunahan.

Strategi Optimalisasi Digitalisasi dalam Meningkatkan Nasionalisme pada Generasi Muda di Era Digital

Sebelum penulis memaparkan strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan kecintaan terhadap tanah Air dan Budaya, penulis memulai pembahasan dari hambatan-hambatan yang ditemui dalam meningkatkan nasionalisme generasi muda di era digital.

Pertama, maraknya budaya asing. Budaya asing yang populer di kalangan anak muda dapat mengurangi ketertarikan mereka terhadap budaya lokal. Dominasi budaya luar ini seringkali membuat budaya lokal tampak kuno atau kurang menarik. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk mengemas budaya lokal dengan cara yang lebih menarik dan relevan bagi generasi muda.

Kedua, tantangan infrastruktur. Di beberapa daerah, akses internet yang belum merata menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mengakses konten digital terkait budaya lokal. Hal ini mempengaruhi upaya untuk mempopulerkan budaya melalui platform digital.

Setelah kita mengetahui hambatannya, penulis melanjutkan pada rancangan strategi yang bisa dilakukan dalam rangka pengembangan kecintaan pada Tanah air dan budaya di era digital.

Media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan dan mempopulerkan budaya lokal kepada generasi muda. Banyak konten creator yang interes mengemas budaya lokal dalam bentuk yang menarik, seperti video singkat tentang kuliner tradisional, tarian daerah, dan bahasa daerah. Misalnya, konten video yang memperlihatkan keindahan alam Indonesia atau tutorial singkat mengenai pakaian adat dari berbagai daerah dapat memancing ketertarikan generasi muda untuk mengeksplorasi lebih dalam.

Selain melaui media social, Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) memungkinkan pengguna untuk mengalami budaya secara interaktif. VR dapat membawa pengguna ke situs-situs bersejarah, museum, atau cagar budaya tanpa harus meninggalkan rumah. Pengalaman interaktif ini memberi kesempatan bagi mereka yang tidak dapat berkunjung langsung untuk merasakan dan memahami sejarah dan budaya Indonesia.

Permainan digital atau game edukatif yang memasukkan elemen budaya lokal dapat menjadi sarana efektif untuk mengembangkan kecintaan terhadap budaya. Misalnya, permainan yang mengangkat cerita rakyat, tokoh-tokoh pahlawan, atau karakter dari mitologi Indonesia bisa menarik minat generasi muda sekaligus memberikan edukasi.

Kecintaan terhadap budaya dan tanah air juga dapat ditanamkan melalui platform pendidikan online yang menyajikan konten-konten budaya dalam bentuk kursus atau modul. Platform ini bisa dikembangkan lebih lanjut dengan kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan perguruan tinggi untuk mengintegrasikan materi budaya dalam pembelajaran formal. Misalnya, program pembelajaran daring tentang musik tradisional, seni rupa, atau sejarah nasional bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekayaan budaya lokal.

Solusi dan Rekomendasi

Penulis melihat ada beberapa Solusi yang bisa dilakukan dalam rangka menghadapi hambatan dan mengoptimalkan digitaliasi.

Pertama, kemitraan dengan Pihak Swasta dan pemerintah: Kerja sama dengan perusahaan teknologi dan pemerintah dapat membantu menyediakan platform atau aplikasi yang berfokus pada budaya lokal. Contohnya, aplikasi yang memungkinkan pengguna mempelajari bahasa daerah atau fitur AR yang memberikan informasi tentang situs-situs bersejarah.

Kedua, program pendidikan budaya yang inovatif: Mengintegrasikan materi budaya dalam kurikulum pendidikan di sekolah dan universitas dengan metode yang interaktif, seperti belajar budaya melalui game, video, atau proyek kelompok yang melibatkan penggunaan teknologi digital.

Pelatihan untuk Konten Kreator: Memberikan pelatihan kepada konten kreator lokal agar mampu mengemas budaya Indonesia dengan cara yang menarik dan relevan bagi audiens masa kini. Konten kreator ini bisa menjadi duta budaya yang mempromosikan budaya lokal melalui media digital.


Kesimpulan

Mengembangkan kecintaan terhadap budaya dan tanah air di era digital memerlukan pendekatan yang adaptif dan kreatif. Dengan memanfaatkan teknologi digital, budaya lokal dapat diperkenalkan dan dipopulerkan dengan cara yang menarik bagi generasi muda. Hanya dengan langkah-langkah konkret dan kerja sama dari berbagai pihak, kecintaan terhadap budaya dan tanah air dapat tetap hidup dan menjadi bagian integral dari identitas generasi muda di masa depan.


 

Daftar Pustaka

www.rri.co.id/iptek/721570/ini-data-statistik-penggunaan-media-sosial-masyarakat-indonesia-tahun-2024.

Naila dkk (2024), Media Sosial dan Penguatan Nasionalisme Dalam Tren dan Implikasinya di Era Digital, Jurnal Media Akademik, Vol 02, No 05.


Untuk Lomba Karya Esai Madrasah Kementerian Agama

Oleh : Adinda Putri Shahvilla / Kelas XI E MAN 3 Majalengka

Wednesday, November 20, 2024

MAN 3 Majalengka Berikan Penghargaan kepada Anggota Paskibra Kec. Jatiwangi

Majalengka (MAN 3)  – Dalam rangka memberikan apresiasi atas dedikasi dan prestasi siswa, MAN 3 Majalengka menggelar acara penghargaan bagi anggota Paskibra yang sukses menjalankan tugas pengibaran bendera pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2024 di Kecamatan Jatiwangi. Acara penghargaan tersebut berlangsung di aula MAN 3 Majalengka pada Rabu (20/11/2024).

Kepala MAN 3 Majalengka, Hj. Ela Nurlaela, M.Pd., secara langsung menyerahkan penghargaan kepada anggota Paskibra. Dalam sambutannya, Hj. Ela menyampaikan rasa bangganya terhadap para siswa yang terpilih mewakili madrasah dan berkontribusi dalam upacara penting tingkat kecamatan.

“Kami sangat mengapresiasi usaha, kerja keras, dan semangat siswa-siswi MAN 3 Majalengka yang telah menunjukkan disiplin dan tanggung jawab tinggi sebagai bagian dari Paskibra Kecamatan Jatiwangi. Ini adalah bukti bahwa kalian tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga mampu menunjukkan jiwa kepemimpinan dan nasionalisme,” ujar Hj. Ela.

Pembina Paskibra MAN 3 Majalengka, Siti Solihat, S.Pd., yang akrab disapa Ihat, turut memberikan motivasi kepada siswa-siswi yang hadir. Ia menyampaikan bahwa pengalaman menjadi bagian dari Paskibra adalah kebanggaan sekaligus pelajaran berharga tentang disiplin, kerjasama tim, dan pengabdian kepada negara.

Pihak madrasah berharap, penghargaan ini dapat memotivasi siswa lain untuk terus aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan positif yang mendukung pengembangan karakter dan prestasi di masa mendatang.

Kontributor : Nana Misnara

 


Penutupan Program Praktek Profesi Keguruan (PPK) Mahasiswa STAI PUI Majalengka di MAN 3 Majalengka

Majalengka (MAN 3) – Program Praktek Profesi Keguruan (PPK) mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Persatuan Umat Islam (PUI) Majalengka resmi ditutup di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Majalengka pada Rabu, 20 November 2024. Penutupan ini menjadi momen penting yang menandai berakhirnya kegiatan pengabdian mahasiswa di madrasah tersebut.


Acara penutupan dihadiri oleh Kepala MAN 3 Majalengka Hj. Ela Nurlaela, M.Pd., Wakil Kepala Madrasah, Kepala Urusan Tata Usaha, Dosen Pembimbing Lapangan Najib Fauzi, M.Sc., Guru Pamong Mata Pelajaran Rumpun Pendidikan Agama Islam (PAI), serta tujuh mahasiswa peserta PPK.

Dalam sambutannya, Kepala MAN 3 Majalengka Hj. Ela Nurlaela, M.Pd., menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para mahasiswa atas dedikasi dan kontribusi mereka selama menjalankan praktik di madrasah. Ia juga memohon maaf atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan kegiatan.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran dan pengabdian para mahasiswa. Kami juga memohon maaf apabila ada kekurangan dalam fasilitas dan pelayanan dari pihak kami. Harapan kami, pengalaman di MAN 3 Majalengka dapat menjadi bekal yang baik bagi karier Anda semua. Kami juga berharap kepada mahasiswa untuk menyampaikan yang baik kepada dunia luar tentang MAN 3 Majalengka ,” tutur Ela.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan, Najib Fauzi, M.Sc., menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan pihak madrasah kepada mahasiswa. Ia juga memohon maaf atas kekurangan yang mungkin terjadi selama program berlangsung.

“Kami sangat berterima kasih kepada MAN 3 Majalengka atas kerjasama yang luar biasa dalam mendukung pembelajaran mahasiswa kami. Tentu kami menyadari bahwa mahasiswa kami masih dalam tahap belajar, sehingga mungkin ada kekurangan di sana-sini. Kami memohon maaf atas hal tersebut. Semoga kerjasama antara MAN 3 Majalengka dengan STAI PUI Majalengka ini terus terjalin dengan baik, sehingga memberikan manfaat bagi kedua lembaga,” ujar DPL, Najib Fauzi, M.Sc.

Kegiatan diakhiri dengan pemberian cinderamata dan sertifikat penghargaan kepada pihak madrasah dan guru pamong sebagai bentuk apresiasi atas dukungan yang telah diberikan. Sebagai penutup, seluruh peserta acara, termasuk mahasiswa, kepala madrasah, guru pamong, dan dosen pembimbing, melakukan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen penuh kebersamaan ini.

Penutupan program ini menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan antara STAI PUI Majalengka dan MAN 3 Majalengka, sekaligus membekali mahasiswa dengan pengalaman berharga untuk melangkah ke dunia profesional sebagai calon pendidik.

Kontributor : Nana Misnara


Monday, November 18, 2024

Upacara Bendera Hari Kesadaran Nasional : Pembina Upacara Sampaikan Amanat tentang Makna Kehidupan

Majalengka (Humas MAN 3) – MAN 3 Majalengka menggelar upacara bendera merah putih yang bertepatan dengan Hari Kesadaran Nasional pada Senin (18/11/2024). Upacara ini berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh seluruh siswa, kepala madrasah, wakil kepala, Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), serta mahasiswa PPK (Praktek Profesi Keguruan) dari STAI PUI Majalengka.
 
Pada kesempatan ini, Pembina upacara adalah Ibu Siti Solihat, S.Pd., yang akrab disapa Bu Ihat. Upacara kali ini dipimpin oleh petugas dari kelas XI-D yang menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.

Dalam amanatnya, Ihat menyampaikan pesan inspiratif yang menggugah semangat para peserta upacara. Ia mengibaratkan kehidupan sebagai sebuah buku catatan kosong yang siap untuk diisi. "Kehidupan ibarat buku catatan kosong," ujar Ihat membuka amanatnya.

Ihat memberikan beberapa poin penting dalam amanatnya yang berkaitan dengan makna kehidupan:
1. Menuliskan Kalimat: Baik atau Buruk, Pilihan di Tangan Kalian
"Kalian semua memiliki kendali atas kehidupan kalian. Pilihan untuk menuliskan kalimat baik atau buruk ada di tangan kalian sendiri, karena pensil dan penanya ada di tangan kalian," ucap Ihat. Ia mengajak para siswa untuk senantiasa menuliskan hal-hal positif dan memilih keputusan yang baik dalam setiap langkah kehidupan.

2. Kalimat yang Telah Ditulis Tak Selalu Bisa Dihapus
Bu Ihat menekankan bahwa setiap tindakan dan keputusan yang telah diambil akan meninggalkan jejak, baik itu baik maupun buruk. "Ingatlah, kalimat yang telah kalian tulis tak selalu bisa dihapus. Oleh karena itu, pikirkan setiap tindakan sebelum kalian lakukan," pesannya.

3. Usahakan Agar Kelak Kalian Tak Malu Saat Membaca Kembali Tulisan Kalian
"Buatlah catatan hidup kalian yang membanggakan, yang nantinya kalian tidak akan malu saat membacanya kembali di masa depan," lanjut Ihat. Pesan ini mengajak siswa untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik dan menjaga integritas dalam setiap tindakan.

4. Rencana dan Pengalaman di Lembaran yang Sama
Ihat mengingatkan bahwa lembaran kehidupan akan diisi dengan berbagai rencana dan pengalaman. "Jangan hanya berencana, tetapi juga tuliskan pengalaman yang kalian dapatkan dalam perjalanan hidup. Jadikan setiap pengalaman sebagai pelajaran yang berharga," jelasnya.
 
5. Kertasmu Akan Habis, Bijaksanalah dalam Menggunakannya
Sebagai penutup, Ihat mengingatkan bahwa waktu yang dimiliki setiap orang terbatas. "Lembaran kehidupan kita tidak akan selalu ada. Kertas kehidupan kalian akan habis suatu saat nanti, maka bijaksanalah dalam menggunakannya," tuturnya, memberikan motivasi kepada para siswa untuk selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Upacara yang berlangsung dengan tertib ini diakhiri dengan doa dan salam penutup. Pesan-pesan yang disampaikan oleh Ihat diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi seluruh peserta upacara untuk mengisi hari-hari mereka dengan hal-hal positif dan bermanfaat.
 
Kontributor : Siti Solihat
Editor : Nana Misnara