
Majalengka, 2 Oktober 2025 — Suasana halaman MAN 3 Majalengka tampak semarak pada peringatan Hari Batik Nasional. Seluruh siswa dan guru kompak mengenakan batik dengan aneka motif dan warna, menampilkan keindahan sekaligus kebanggaan terhadap warisan budaya Indonesia.
Kepala MAN 3 Majalengka, Hj. Ela Nurlaela, M.Pd, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya mengikuti peringatan tahunan semata.
“Kegiatan Hari Batik Nasional di MAN 3 Majalengka bukan hanya ikut tren semata, tapi lebih ke penguatan karakter dan jati diri bangsa Indonesia dalam diri para siswa MAN 3 Majalengka. Melalui batik, kami ingin menumbuhkan kebanggaan, tanggung jawab, serta semangat untuk menjaga warisan budaya bangsa,” ujarnya.
๐งต Sejarah Singkat Batik Indonesia
Batik merupakan salah satu warisan budaya paling berharga milik Indonesia. Seni menghias kain ini telah berkembang sejak berabad-abad lalu di berbagai daerah, terutama di Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Cirebon. Setiap daerah memiliki corak dan filosofi khas yang menggambarkan pandangan hidup masyarakatnya.
Pada 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (Intangible Cultural Heritage of Humanity). Sejak saat itu, tanggal 2 Oktober diperingati setiap tahun sebagai Hari Batik Nasional, sebagai bentuk pengakuan dunia terhadap keindahan dan nilai filosofis batik Indonesia.
๐ฏ Tujuan dan Nilai Pelestarian Batik
Pelestarian batik bukan hanya menjaga motif dan teknik, tetapi juga sarana pendidikan karakter bagi generasi muda. Adapun tujuan pelestarian batik di lingkungan pendidikan antara lain:
-
Menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya bangsa.
-
Menjaga identitas nasional di tengah pengaruh globalisasi.
-
Melestarikan keterampilan tradisional agar tidak punah ditelan zaman.
-
Menumbuhkan nilai-nilai karakter seperti ketekunan, kesabaran, dan tanggung jawab.
-
Mendorong ekonomi kreatif dan kewirausahaan berbasis budaya.
๐ฟ Manfaat Batik untuk Kearifan Lokal
Dengan mengenakan batik, siswa MAN 3 Majalengka belajar lebih dari sekadar berpenampilan rapi. Mereka memahami makna filosofis di balik motif, menghargai proses kreatif pengrajin lokal, serta ikut menjaga kearifan budaya daerah.
Selain itu, menggunkan batik di lingkungan madrasah — sebuah langkah nyata menuju pembelajaran kontekstual berbasis budaya.
๐ฉ๐จ Antusiasme Siswa
Salah satu siswi, Ayesha (kelas XII A), mempunyai kesan tersediri di Hari Batik Nasional tahun ini.
“Saya jadi tahu kalau setiap motif batik punya makna sendiri. menngunakan batik juga mengajarkan keindahan dan kesederhanaan. Ternyata belajar budaya bisa sangat menyenangkan,” ujarnya sambil memperlihatkan batik yang digunakannya.
๐️ Menjaga Warisan, Membangun Karakter
Melalui kegiatan ini, MAN 3 Majalengka menegaskan komitmennya untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana membentuk generasi berkarakter, kreatif, dan mencintai budaya bangsa. Batik tidak lagi sekadar pakaian, tetapi simbol jati diri, kebanggaan, dan cinta tanah air yang melekat dalam diri setiap siswa madrasah.
๐️ Redaksi Buletin Jurnalistik MAN 3 Majalengka