Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Barat, Drs. H. Usep Saepudin Muhtar, M.Pd. Beliau didampingi oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Majalengka, Dr. H. Agus Sutisna, M.Pd, serta Kepala MAN 3 Majalengka, Hj. Lela Nurlaela, M.Pd. Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) MAN 3 Majalengka turut hadir dalam kegiatan yang menghadirkan narasumber penting dari Kementerian Agama dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Majalengka.
Kepala MAN 3 Majalengka, Hj. Ela Nurlaela, dalam sambutan selamat datangnya menyampaikan apresiasi atas kehadiran para tamu undangan, khususnya Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Majalengka dan Kabid Penmad Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Kabid Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Barat yang berkenan hadir pada kesempatan ini. Tak lupa kami juga menghaturkan terima kasih kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Majalengka yang juga turut membersamai. Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari DP3AKB Kabupaten Majalengka yang akan memberikan wawasan terkait implementasi madrasah ramah anak,” tuturnya.
Dalam sambutannya, Kabid Madrasah H. Usep Saepudin Muhtar menekankan pentingnya menyelaraskan program-program madrasah dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berorientasi pada perlindungan peserta didik. Beliau menyoroti beberapa kebijakan seperti larangan mengadakan perpisahan yang memberatkan, larangan membawa kendaraan bermotor ke sekolah, serta pengaturan jam masuk sekolah yang lebih pagi.
"Kebijakan gubernur itu memiliki tujuan positif bagi pendidikan di Jawa Barat, dan perlu kita dukung dengan sebaik-baiknya," ungkap Usep.
Ia juga menegaskan bahwa meskipun Kementerian Agama memiliki kebijakan tersendiri sebagai instansi vertikal, prinsip kehati-hatian dan semangat kolaboratif tetap menjadi prioritas utama dalam menyikapi kebijakan-kebijakan tersebut. Lebih lanjut, H. Usep Saepudin Muhtar menegaskan peran guru sebagai ujung tombak pendidikan yang harus senantiasa meningkatkan profesionalisme, menyajikan pembelajaran yang menyenangkan, serta menjadi figur yang ramah dan inklusif bagi seluruh peserta didik.
“Ramah guru adalah guru yang tidak galak, yang menyambut anak dengan senyum dan memberikan pembelajaran yang penuh kasih,” tambahnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Majalengka, H. Agus Sutisna, turut mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini. Ia juga mendorong penerapan program ekoteologi di lingkungan madrasah, sebagai bagian dari pendekatan integral antara spiritualitas dan lingkungan hidup. Program ini dinilai sangat selaras dengan indikator madrasah ramah anak.
“Madrasah ramah anak adalah yang bebas dari segala bentuk kekerasan – fisik, verbal, maupun psikis. Tidak ada bullying. Ramah terhadap disabilitas, inklusif, dan anak-anak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran serta pengambilan keputusan yang berkaitan dengan mereka,” papar Agus.
Ia menutup sambutannya dengan seruan, "Mari kita wujudkan madrasah ramah anak, madrasah yang aman dan nyaman serta menyenangkan bagi anak-anak."
Dengan
terselenggaranya kegiatan IHT ini, MAN 3 Majalengka diharapkan menjadi contoh
nyata dalam penerapan nilai-nilai ramah anak di lingkungan pendidikan,
sekaligus memperkuat budaya madrasah yang inklusif, aman, nyaman, sehat, dan
menyenangkan bagi seluruh siswa.
(Humas)
No comments:
Post a Comment